1. bunga Lisianthus / Eustoma
            Bunga cantik ini sudah terlebih dahulu dikenal di Jepang, sebagai bunga potong atau bunga hias. Di Indonesia sendiri, bunga ini terbilang masih pendatang baru. Itu sebabnya belum banyak yang mengenalnya.
                  Bunga Lisianthus menyukai udara yang sejuk. Jadi, bunga ini paling mudah ditemukan di daerah dataran tinggi. Ketika pertama kali melihat, Anda, seperti halnya banyak orang lainnya, mungkin akan terkecoh. Bentuk bunganya mirip dengan mawar. Tak heran, banyak orang mengira Eustoma atau Lisianthus ini adalah salah satu jenis mawar.
berasal dari Amerika Selatan. Ia menyukai sinar matahari, namun hanya dapat tumbuh subur pada area berudara sejuk. Bunganya memiliki beragam warna, termasuk warna biru yang tidak ditemukan pada spesies mawar.

                          Belakangan, di Indonesia,  bunga LisianthusEustoma mulai banyak dilirik sebagai bunga hias. Rangkaian bunga ini banyak digunakan untuk dekorasi hotel, restoran, dan pernikahan. Atau bisa ditempatkan di rumah, sekadar untuk mempercantik ruangan.

                      Setiap tangkai bunga Eustoma, setelah dipotong, mampu bertahan selama maksimal tiga minggu, sehingga tak perlu repot sering mengganti bunga, untuk menghias ruangan. Menjadikannya tanaman pot pun bisa. Sediakan saja media tanam yang lembap dengan drainase yang baik. Tempatkan Eustoma di area yang kaya sinar matahari.

  bunga LisianthusEustoma
bunga LisianthusEustoma



bunga LisianthusEustoma





2. Bunga Pikok

         Secara umum sifat fisik dari famili Asteraceae termasuk tumbuhan herba, perdu, atau tumbuh-tumbuhan memanjat, jarang pohon, dengan daun tersebar atau berhadapan, tunggal. Bunga dalam bongkol kecil dengan daun pembalut, sering dalam satu bongkol yang sama terdapat dua macam bunga, yaitu bunga cakram berbentuk tabung dan bunga tepi berbentuk pita. Bunga tepi terdapat dalam satu lingkaran atau lebih. Semua bunga juga bias berbentuk tabung atau bisa seluruhnya berbentuk pita. Daun pelindung dari bunga tersendiri kadang seperti sisik jerami. Bunga beraturan atau setangkup tunggal dengan kelopak yang umumnya sangat tidak jelas. Mahkota berdaun lepas. Benang sari berada dalam tabung mahkota. Bakal buah tenggelam dengan satu bakal biji. Tangkai putik satu, kebanyakan dengan dua kepala putik. Buah keras berbiji satu. Biji umumnya tumbuh bersatu dengan kulit buah. Perbanyakan umumnya dengan biji atau pemisahan tunas akar. Jenis yang berbatang juga dapat diperbanyak dengan stek cabang sekunder (Pujowati, 2006). 
        Bunga pikok dijual sebagai rangkaian bunga meja bersama Bunga Krisan,   Bunga Aster, Bunga Mawar, dan Daun Forida dengan harga Rp 150.000,00 sampai Rp 450.000,00 per unit. Bunga ini di sentra budidayakan di Kecamatan Kota Batu oleh para petani di sana.

Bunga Pikok
                                                      Bunga Pikok


 Bunga Pikok